- Bokep Jav Indonesia

Breaking


Kamis, 02 Mei 2019


Cerita Dewasa – Awal berdirinya perusahaanku aku  termasuk karyawan pertamanya. Pada waktu itu aku  seseorang karyawan sebuah pabrik pembuatan saos pada kota Pekalongan, posisiku adalah sebagai supervisor bagian marketing sesuai menggunakan ijasahku di bidang ekonomi-akuntansi, kini   pengalaman ini aku  tulis saya menduduki galat satu jabatan direktur pada perusahaanku. Sebagai seorang supervisor tentunya saya memiliki beberapa staff yg sebagian besar wanita.

Dalam merekrut karyawan tentu aku  yg poly memilih kriteria seorang calon karyawan. Yang pertama adalah menarik, diutamakan bila anggun. Pendidikan paling rendah SMA, tinggi badan terendah 155 centimeter dan tentunya tidak terikat oleh perusahaan manapun. Mau bekerja full time apabila perusahaan membutuhkan dan bersedia bertugas ke kota lain jika order berlimpah.

Kriteria itu saya kirimkan ke sebuah surat warta terkenal & hasilnya poly sekali pelamar yang berminat bahkan melebihi menurut kriteria yang saya butuhkan, mereka sarjana semua seperti aku . Di awal berdirinya perusahaan hanya membutuhkan 10 karyawan, 1 diantaranya seseorang laki-laki . Karyawan pria aku  kirim ke luar kota buat merintis bagi masuknya order baru. Ternyata pilihanku tidak salah , karyawanku itu ternyata pandai  menarik order sebagai akibatnya perusahaan kebanjiran order.

1 berdasarkan 9 staffku bernama Shariffa dipanggil menggunakan Iffa. Selain anggun, kulitnyapun putih mulus dengan sorot mata yang dagi sehingga membuat jantungku berdegub-degub jika dekat dengannya. Dia telah bersuami, suaminya kini   tergolek lemah dirumah akibat kecelakaan yang dialaminya sehingga membuatnya lumpuh. Santunan yg diberikan dari perusahaan suaminya berkerja habis buat berobat suaminya.

Kejadian itu telah hampir setahun yang lalu, lambat laun syarat keuangan mereka menipis itulah yg membuatnya wajib  mencari kerja buat menghidupi keluarganya, merawat suaminya diserahkan pada ibu mertuanya. Untung mereka belum dikaruniai anak, sebagai akibatnya Iffa leluasa buat mencari kerja, meninggalkan oleh suami tercinta dalam perawatan ibundanya.

Pengalaman hidupnya diceritakan kepadaku waktu kami berhenti buat makan pada rumah makan dalam perjalanan menuju ke Jogja. Hanya kami berdua, sopir yang kami pakai minta ijin lantaran keponakannya akan disunat. Di Jogja kami pribadi menemui beberapa klien kami buat melakukan transaksi, jikalau dihitung terdapat puluhan toko yang berhasil kami tambah ordernya hal yang sangat luarbiasa bagi karierku.

Kami menginap disebuah losmen pada kurang lebih daerah Maerokoco di jalan Jogja-Magelang. Mobil kijang yg kami pakai aku  belokkan masuk ke laman parkir losmen dekat Kantar Poker Online, buat itu perusahaan mempercayakan saya membawa keliru satu berdasarkan beberapa mobil terbaiknya.

Mas satu kamar saja, istilah Iffah kepadaku waktu kami hendak keluar berdasarkan kendaraan beroda empat.
Kenapa? Seraya aku  melirik kearahnya, tampak dia tersenyum sambil menyibak rambutnya yg tergerai.
Biar ngirit, uang kamarnya sanggup aku  belikan obat buat suamiku.
Oke, baiklah bila begitu istri yang baik.
Ah, jangan begitu dong, sembari mencubit pahaku.
Eit, jangan ketengah-tengah lho, aku  menggoda.
Ih mas nakal ah.

Gurauanku yang hanya sesaat ternyata ditanggapi lain oleh Iffah, tanpa sepengetahuanku rona wajahnya berubah memerah. Wajar, hampir setahun tubuh mulus itu telah tidak terjamah oleh suaminya. Lalu kami keluar menurut kendaraan beroda empat menuju ke resepsionis & menerima kamar dengan satu ranjang. Seorang belboy atau pelayan mengantar kami dan membukakan pintu.

Masih ada yg mampu aku  bantu pak?
Tidak, seraya saya mengulurkan satu lbr uang sepuluh ribu, terimakasih mas kataku.
Saya juga terimakasih pak, kata pelayan itu seraya menerima uang yg aku  sodorkan.
Aku mandi dulu ya?
Heeh, gumamku sembari mengeluarkan beberapa pakaian untuk diletakkan kedalam lemari.

Rencananya kami di Jogja selama 2 hari. Ketika saya menoleh kearah kamar mandi, ternyata pintunya tidak ditutup selang beberapa waktu kemudian terdengar dia memanggilku,

Mas
Berlahan aku  beranjak kearah suara menurut pada kamar mandi, ‘DEG..!’ jantungku serasa mau meloncat waktu saya hingga pada pintu tampak Iffah hannya mengenakan beha dan celana pada berwarna merah saja. Mataku melotot memandang lekat-lekat kepayudaranya yg masih tertutup beha ukuran 34, menggantung indah.

Sementara pelan mataku menyapu kebagian bawah tampak selangkangannya menonjol berbalut celana dalamnya. Dibaliknya tersebunyi rambut-rambut tebal dan menggunakan malu-malu Iffah menggeser keliru satu kakinya sehingga tampak belahan tempeknya samar-samar.
“Mandi bareng mas”
“Y-Ya,” kataku gugup.
“Koq diem saja, tanggal dong.”
Seperti kerbau dungu, saya melepas sandang yang saya gunakan.
“Ah-h!”

Iffah terpekik ketika aku  melepas celana dalamku, tampak kontolku tegak menjulang. Suatu anugerah yg nir aku  bayangkan, aku  mempunyai kontol ukuran long size. Mendekati nomor  19.Lima cm dari pangkal atasnya ditambah bundar  bagian bulat kepala kontolku yg aduhai. Rambut didadaku yang merambat turun menghiasai seputar pangkal kontolku. Kepalanya yg bundar  besar  tidak dapat menutupi bahwa memang aku  mempunyai kontol seukuran pisang ambon akbar, sungguh duakali berukuran standar yg tinggi badanku 170 cm & berat 62.5 kg.

“Ahhh..!” Iffah bergumam lirih didalam kamar mandi berukuran 2×2 meter ketika saya masuk mendekat.

“Segede ini mas punyamu,” mukanya memerah menahan nafsu birahi, napasnya mulai memburu menunjukkan sepasang payudaranya yg ukuran 34B bergetar-getar. Terasa kelembutan telapak tangannya waktu beliau menggenggam batang kontolku, “nir sebanding dengan suamiku, hhmm..” kedua tangannya meremas lembut hingga bagian ketua kontolku.

“Bagaimana?”
Sambil saya mengusap rambutnya, ad interim pandangan Iffah nir tanggal dari kontolku yg diremasnya menggunakan lembut.

Aku mengangkat wajahnya, beliau menatap tajam kearahku. Api ereksi terlihat berdasarkan sorot matanya yang nanar tajam menusuk kedalam kornea mataku. Aku tidak perduli, aroma parfum & & bau keringat telah bercampur jadi satu. Untung saja mobil yg kami gunakan ber-AC & berparfum sehingga kami nir bermandi keringat saat kami putar-putar Jogja buat menemui klien kami.

Sekian usang semenjak suaminya menderita lumpuh, Iffah menghabiskan hari-harinya buat mengurus suaminya. Kelumpuhan yang menimpanya membuat suaminya nir mempu menjalankan tugasnya sebagai seorang suami dan pria. Kini, kerinduan akan sentuhan seseorang pria menohok jantungnya. Iffah kuatir dan takut keluguan dan kealimanku dimatanya akan menolak ajakannya. Wow justru kebalikannya, dengan semangat juang tinggi & ereksi yg meledak-ledak saya tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.

“Hhmm.. Ssstttt..” saya menjatuhkan bibirku dan menerima sambutan hangat menurut Iffah. Sebentar beliau melepaskan genggaman kontolku dan melingkarkan naik kedaua tangannya kearah leherku. Kedua tanganku merayap diseputar punggungnya ad interim bibir kami saling berpagutan, lidah kami saling meliuk-liuk. Sementara kontolku yg besar  menekan lembut selangkangannya.

“Hm-mmh…!”
Iffah melenguh, napasnya terasa hangat menerpa ujung hidungku ketika aku  menekan pinggulku ke selangkangannya sebagai akibatnya batang kontolku menekan bagian atas tempeknya. Pandangannya gelap, besar , sangat akbar kontol ini pikirnya penuh birahi. Kontolku meliuk-liuk pada jepitan pinggulku & selangkangannya membuat keluar cairan bening dari ketua kontolku.

Kami terus berpagutan, pengecap kami meliuk-liuk penuh nafsu, ad interim air liurku dan air liurnya sudah manunggal membasahi kedua verbal kami. Tak ketinggalan kontolku melesat kesana-kemari di bagian atas celana dalamnya. Aku berusaha melepas tali beha yg dipakainya, tersibak sepasang payudaranya dan aku  meremasnya dengan lembut. Ciumanku merayap turun kepermukaan puting susunya yang saya jepit menggunakan sepasang bibirku.

“Sssttt..Tt..Mmaa… sss..” beliau mencengkeram kedua pundakku.
Sementara bibir & hidungku asyik pada sepasang payudaranya, telapak tangannku berlahan menarik turun celana dalamnya. Iffa hanya bersandar dalam bak air kamar mandi dengan muka dan mulutnya mendesah.

“Terruss.. Sss… masss..!”
Ciumanku merayap turun, cairan keluar & meyayap turun dari liang vaginanya saat lidahku mulai bermain di klentitnya.

“Ah..Hh..Nikk..Kk..Mm..Aat..!”
Cerita Sex Karyawanku Selimut Tidurku
Iffah terdongak seraya sedikit membungkuk manakala klentitnya menggunakan memakai bibirku aku  tarik dengan lembut keluar kemudian ujung lidahku menjilat sambil memutar-mutarnya.

“Pppp.. Fff… fff….!”
Crot..Crot..Crot…! Iffah terkulai sambil memelukku beliau telah orgasme. Tangannya menuntunku keatas ranjang, menyuruhku duduk ditepian dengan beliau berlutut dan tangannya menggenggam kontolku sesaat lidahnya mulai berputar-putar di ketua kontolku yg telah mengeluarkan cairan. Berlahan genggamannya beranjak naik turun mengocok-ngocok kontolku yang berkilat-kilat akibat cairan birahinya.

“Ahh-h”
Melihat saya terengah-engah Iffah menghentikan kocokannya, kontolku hingga memerah & berdenyut-denyut.
“Dimasukkan mas,” Iffah bergegas naik keranjang dan terlentang, membuka ke 2 kakinya lebar-lebar sehingga tempeknya membuka bagaikan buah durian yang disibak.

“Ahh-h,” dengan bimbingannya kontolku menunjuk kedinding vaginanya. Kepala kontolku menyeruak masuk menembus hingga pangkal vaginanya. Hangat, licin & berdenyut-denyut mencengkeram batang & menjebak dalam-dalam kepala kontolku. Dengan memeluknya erat saya mempermainkan pinggulku naik turun.

“Sssttt.. Ttt… nnni.. Kk..Mmaatt… sssstt..” Iffah turut memutar-mutar pinggulnya, sementara kontolku yg ukuran jumbo tercengkeram erat sang vaginanya yang umumnya dimasuki sang kontol suaminya yg berukuran baku.

Iffah menekan bertenaga pinggulku dengan ke 2 tangannya tapi lantaran panjangnya 19.Lima cm maka 3/4 saja yg masuk, itupun Iffah telah sangat-sangat merem-melek. Luar biasa kontol yg saya miliki, kesombongan melintas dalam benakku. Tapi yg namanya pengalaman merupakan modal yang utama selain besarnya kontolku.

Tidak hingga 5 belas kali sodokan datang-tiba crot-crot-crot saya menembakkan spermaku, melihat itu Iffah nir tinggal membisu. Kedua kakinya menelikung dipinggulku, mendekap sangat erat & crot-crot-crot diapun orgasme buat yang kedua kalinya.

“Ennaaakk..Gila!”
“Mau telpon siapa?” Kataku disuatu pagi saat kami merencanakan untuk kembali ke Pekalongan.
“Telpon tempat tinggal  ,” ucapnya dengan manja sambil tiduran di ranjang losmen.

Mataku memandang payudaranya pada balutan kaos berwarna biru ketat. Dibagian pusarnya terlihat & resletting celana jeans-nya nir dikancingkan sehingga celana dalamnya yg berwarna biru terlihat sangat kontras dengan rona kulit tubuhnya yang putih mulus.

“Kangen?” Selidikku menggunakan nadah cemburu, aneh padahal toh dia akan menelepon suaminya.

Suaminya yang sah dan aku  cemburu justru akulah yg aneh, tapi itu tidak saya sadari. Aku menelan ludah manakala tanpa sengaja Iffah menggeser badanya sehingga resletting celananya semakin melorot sampai kedasar, hanya tinggal menunggu ditarik turun maka terbukalah semuanya.

“Mau bilang jika saya pulang tiga hari lagi,” beliau melirik manja kearahku dan mungkin menggunakan sengaja sedikit menurunkan belahan celananya dan telapak tangan kirinya merayap kepermukaan celana dalamnya yg berwarna biru, kemudian terdengar beliau berbicara menggunakan seorang pada telepon genggamnya. Aku hanya melongo, pintu lemari yg hendak aku  buka saya tutup balik .

“Pa, masih ada orderan yang wajib  aku  selesaikan nih. Aku kembali tiga atau empat hari lagi, gimana kabarnya?”
Iffah diam sedang mendengar bunyi balasan berdasarkan HP-nya.

“Aku hati-hati deh pa, da.” Lalu dia memandang kearahku, saya hanya melongo didepan lemari.
“Tiga hari lagi kita pulang, oke?”

Iffah melepas kaos yang dipakainya beserta behanya, menciptakan payudaranya yg bundar  elastis terbuka, ad interim celana jeansnya sudah hampir 1/3 melorot kebawah.

“Ayo, kita mulai lagi”
Aku merayap pada dadanya dengan nir mengenakan sandang selembar pun, kami berdua pulang berbugil ria pada pagi itu.
“Uggh..Hh..!”
“Auww..!”
“Massuu.. Kk..” Seraya aku  menyodokkan pinggulku.
“Ssstt.. Ttt.. Nnii..Kkk..Mm..M..Aaat..”

Sodokan dari pinggulku ke liang vaginanya alhasil membuatnya kelojotan, cairan yang keluar menurut vaginanya sebagai pelicin lantaran sekali lagi hanya tiga/4 kontolku yg tertancap pada pada vaginanya. Bukan erangan kesakitan melainkan erangan kenikmatan yg keluar & akan berulang-ulang terdengar hingga beberapa hari kedepan. Satu lagi kelebihanku adalah ternyata aku  mampu melakukan orgasme sampai tiga kali, ini yang jarang dimiliki sang laki-laki  lain. Kelebihanku inilah yang dimanfaatkan sang Iffah sehingga membuatnya mana tahaann.

Masih terdapat Iffah-Iffah lain yang empati kontolku, dimana dalam pekerjaanku aku  termasuk sukses nyatanya order perusahaan sangat banyak sehingga pegawai marketing pun aku  tambah. Tidak jarang selama aku  bawa mereka keluar kota mereka saya perlakukan sebagai selimut biologisku tentunya dengan iming-iming bonus yang akbar.

Inilah yang membuat mereka terpesona, semua berkat uang. Bagiku itu semua mudah, dengan bonus sangat akbar menurut perusahaan aku  bisa memenuhi kebutuhan staffku yg bersedia & harus mau menjadi kebutuhan biologisku. Beberapa diantaranya menolak & mereka menanggung akibatnya yaitu aku  keluarkan menggunakan dalih banyak hal….


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here