Kedatangan Tamu Tak Terduga!!!

Cerita Dewasa - Kejadian ini terjadi beberapa bulan yang lalu pada awal tahun 2016. Dimalam hari yang cerah aku terpaksa menunggu di dalam rumah sendirian. Keluargaku semua pergi ke Bandung menghadiri acara pernikahan sepupuku.

aku perkenalkan diriku Namaku Rhino, 25 tahun. Tampangku biasa-biasa saja dengan kulit sawo matang. dengan tinggi 172 cm dan berat 62 kg. Pembaca mungkin menyangka aku gendut. Itu sama sekali tidak tepat karena aku rajin fitness hingga otot2ku pun terbentuk . aku bekerja di satu perusahaan dikotaku. aku tinggal di kota kecil. Dan sekarang aku masih menyandang predikat jomblo. Namun aku selalu santai saja menjalaninya.

Sabtu malam itu tidak seperti biasanya. Teman-temanku yang sebagian jomblo juga tidak keliatan batang hidungnya. aku yang nungguin rumah sendirian akhirnya cuma bisa duduk sambil mengisap rokok putih di teras depan rumah sambil cuci mata pada cewek-cewek yang lewat di jalan depan rumahku. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Rasa ngantuk sudah mulai menyerang. aku pun bergegas masuk ke rumah. Begitu tanganku hendak meraih gagang pintu, aku dikejutkan suara becak yang direm mendadak. Spontan aku liat apa yang terjadi. Ternyata seorang wanita kira2 berumur 38 tahunan turun dari becak kemudian membayar ongkos ke abang becak. aku masih terpaku melihat apa yang akan dilakukan oleh wanita dengan kulit sawo matang dan berwajah sensual itu. Tingginya kira-kira 158 cm dan beratnya mungkin 55 kg dengan payudara yang besar kira2 35C dan pantat yang besar pula serta perut yang sudah tidak rata lagi. Wanita itu memakai baju terusan dengan rambut digelung ke atas menambah keseksiannya.penisku langsung berdiri tegang.

“Permisi…”, suara lembutnya membuatku melamun. “Eh…iya, Bu”, jawabku . “Pak Antonya ada?”

aku jadi bingung karena nama orang tuaku bukan Anto. Dengan cepat aku baru sadar kalo rumah yang aku tempati sekarang dulu adalah milik Pak Anto yang sekarang sudah pindah di kota di provinsi Jawa Tengah bagian Selatan Agen Poker Terpercaya

Akhirnya aku jelaskan padanya tentang keadaan saat ini. Dia pun bingung hendak ke mana karena tidak ada satupun saudara di kota ini. Kemudian aku persilakan masuk wanita itu ke dalam ruang tamu. Setelah melalui percakapan singkat dapat kuketahui kalo wanita itu bernama Risnaya, sepupu Pak Anto dari Bali dan aku tahu kalo dia telah hidup menjanda selama 8 tahun semenjak kematian suaminya.

“Dik Rhino, ibu saat ini bingung mau tidur di mana. Lha wong sudah malam begini. Mau melanjutkan perjalanan sudah tidak ada bis lagi,” kebingungan meliputi dirinya. “Sudahlah Bu risna…Ibu sementara bermalam di sini dulu. Besok Ibu bisa ke tempat Pak Anto,” aku coba menenangkannya sambil mataku mencuri-curi pandang ke arah gundukan di dadanya yang membusung itu.

Mengetahui hal itu Bu Risna jadi salah tingkah sambil tersenyum penuh arti. Akhirnya Bu Risna setuju untuk bermalam di rumahku. aku persiapkan kamarku untuk tidur Bu Risna. Tak lupa aku buatkan teh panas untuk menghangatkan tubuhnya. Kemudian aku persilakan Bu Risna untuk membersihkan diri dulu di kamar mandi.

aku menunggu sambil menonton TV di ruang tengah. Bayangan tubuh montok Bu Risna menjadikan penisku jadi makin berdiri keras. Ditimpali suara kecipakan air di kamar mandi terdengar dari tempatku.
“Mas Rhino…” aku dikejutkan panggilan Bu Risna dari kamar mandi. “Iya Bu… Ada apa?” aku bergegas menuju ke kamar mandi. “Ibu lupa tidak bawah handuk. Ibu boleh pinjem handuk mas Rhino?” terdengar suara Bu Risna dari balik pintu kamar mandi. “Boleh kok, Bu. Saya ambilkan sebentar, Bu”, aku ambil handukku di jemuran belakang.

“Ini Bu handuknya” perlahan pintu dari kamar mandi dibuka oleh Bu Risna. aku berikan handuknya ketangan Bu Risna yang menggapai dari balik pintu. Tak kusangka sodoran tanganku terlalu kuat sehingga mendorong pintu terbuka lebar hingga badanku terhuyung ke depan ikut masuk ke kamar mandi. aku menubruk badan Bu Risna. Aku peluk tubuh Bu Risna agar aku tidak jatuh. Bu Risna pun memeluk tubuhku erat-erat agar tidak terjatuh. “Aahhh…”, Bu Risna menjerit . aku rasakan gunung indah bu risna yang besar dalam pelukanku. Penisku langsung semakin tegang mengenai perut Bu Risna. Beberapa detik kami terdiam.
“Ih, mas Rhino kok meluk aku sih…” katanya manja tanpa melepas pelukannya padaku. Wajahku memerah. dan aku tidak bisa menyembunyikan hasratku yang sudah tidak bisa ditahan lagi. “Kaalauu…akkuu lepass …nantii akku liat ibu Risna telaanjaang donggg..”, jawabku terbata-bata dengan nafas tersengal menahan nafsu birahi. aku tekan-tekan penisku yang masih terbungkus celana ke perutnya.

“Aacchh…sungguh nikmat sekali,” batinku karena aku baru pertama kali ini memeluk wanita dalam keadaan telanjang bulat. “Burung mas Reno nakal…” katanya manja sambil tangannya menerobos penisku dari balik celana training yang aku pakai. Dielus dan dikocokkannya perlahan penisku. “Ouuugghhh…” aku hanya bisa mendesah. “Burung Mas Rhino besar sekali…” aku tidak tahu apakah dengan panjang 16 cm dan diameter 4 cm itu penisku termasuk besar, mungkin Bu Risna sebelumnya hanya tahu penis dibawah ukuranku. Dan aku pun tidak tinggal diam. aku dengan pelan pelan memegang nenennya yang lembut dan besar itu.

“Mmmhhh… enak banget mas…”
Tangan kiriku langsung turun ke vaginanya yang mulai basah itu. aku gesek-gesek dengan jariku dan aku mainkan klitorisnya…

“Mas….” hanya itu yang bisa Bu Risna ucapkan dengan mata sayu sementara tangannya masih mengocok penisku dengan pelan. “Mas…Mas Reno….aku sudah tidak kuat….” suaranya parau “Masukin sekarang ya, Mas….”

aku jadi bingung karena belum pernah melakukan ML sebelumnya. Dengan malu-malu aku pun beranikan diri bertanya, “Bu, caranya gimana?” Bu Risna tersenyum genit. “Oh mas Rhino masih bujang ya?” Kemudian Bu Risna membalikan badannya dengan berpegangan pada bak mandi Bu Risna mengambil posisi nungging. aku yang udah gak sabar langsung mengarahkan penisku ke vagina yang merah merekah dengan rambut kemaluan yang tercukur rapi tapi gagal karena aku tidak tahu lubang kenikmatan itu. “Sini mas Rhino biar aku bantu…” Bu Risna yang mengerti keadaanku langsung menyamber batang penisku kemudian diarahkannya ke lubang vaginanya.

Kepala penisku menyentuh bibir vaginanya. Oouugghhh… sungguh kenikmatan yang sangat luar biasa dan tidak terbayangkan yang baru aku rasakan. Kemudian aku masukkan penisku ke dalam vagina Bu Risna. Agak susah memang. “Mas…yang pelan-pelan. aku sudah lama tidak beginian…” suara Bu Risna terdengar lirih tertahan. aku majukan lagi penisku hingga tinggal setengahnya yang belum masuk ke lubang kenikmatan. Bu Risna memaju mundurkan pantatnya berulang-ulang. Dan… Slleeepppp…. penisku seperti tertelah semuanya oleh vagina Bu Risna. aku maju mundurkan penisku dengan cepat seperti yang aku liat di Film"

“Ooohhhh….masss….mmmhhhh….” hanya itu yang keluar dari mulut Bu Risna. aku merasakan sensasi yang sangat luar biasa…

Dan belum ada 3 menit kocokan aku merasakan akan memuntahkan spermaku.”Bu…. aku mau keluar…” aku percepat sodokan-sodokan penisku ke vagina Bu Risna. Dengan gerakan yang lembut Bu Risna memutar-mutar pantatnya mengimbangi sodokanku. Melihat goyangan pantat Bu Risna yang erotis itu aku semakin tidak sanggup menahan laju spermaku. aku percepat sodokanku…. dan… “Ooouuugggghhhh…..” aku tekan kuat2 penisku hingga menyentuh dasar rahim Bu Risna. “Crrootttt…..ccrrrooottt….cccrrottt….” penisku menyemburkan sperma sebanyak 14 kali ke dalam vagina Bu Risna.

Goyangan-goyangan erotis pantat Bu Risna mengiringi siraman spermaku. “Oooohhhhh….” aku terkulai lemas. aku peluk tubuh Bu dari belakang dengan tangan meremas2 tetek Bu Risna yang besar walopun sudah agak kendur. Sementara penisku yang masih tegang tenggelam dalam vagina Bu Risna yang lembut itu. Nafas kami masih tersenggal-senggal. Lama kami terdiam meresapi sisa-sisa kenikmatan yang baru saja dilalui.

“Mas Rhino….” Bu Risna lirih memanggilku. “Udahan dulu ya Mas.., aku capek banget. aku mau istirahat dulu”. aku bisa memahami kondisi tubuh Bu Risna setelah melakukan perjalanan panjang.

Akhirnya aku tidur bareng Bu Risna di kamarku. Dan tentunya masih ada kejadian kejadian yang nikmat yang kami lakukan berdua setelah itu.